PRAKTIKUM
BIOLOGI DASAR
PERCOBAAN
RESPIRASI
Oleh :
Wahyu Lailatul Azizah (123654001)
Ria Puspita Hadi Saputri (123654031)
Arina Khusna (123654032)
Evi Nurul Indayani (1234654038)
Frida Dwi Kurniaty (123654045)
PROGRAM STUDIPENDIDIKAN SAINS
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
2012
PRAKTIKUM VI
RESPIRASI
I.
Pendahuluan
Istilah respirasi sel
menyangkut proses enzimatik di dalam sel dimana molekul karbohidrat, asam lemak
, dan asam amino diuraikan menjadi karbon dioksida dan air dengan konservasi
energy biologis yang sangat bermanfaat bagi organisme itu sendiri.
Semua sel hidup
mendapat energy yang berguna dari reaksi enzimatik dimana elektron mengalir
dari tingkat energi satu ke tingkat energi lainnya. Bagi kebanyakan organisme,
oksigen merupakan akseptor elektron terakhir, oksigen bereaksi dengan elektron
dan ion hidrogen untuk membentuk air. Elektron dipindahkan ke oksigen dengan
suatu sistem enzim yang terdapat dalam mitokondria yang disebut dengan sistem
pemindahan elektron.
Oksigen
diperlukan oleh semua organisme karena berfungsi sebagai akseptor hidrogen dan
akseptor elektron terakhir dalam proses pernafasan sel. Tanpa oksigen, produksi
energi pada organisme aerob akan berhenti. Karbondioksida merupakan salah satu
metaboit terbesar berasal dari oksidasi karbohidrat, protein, dan lemak. Gas
yang bersifat asam ini harus dibuang dari dalam tubuh organisme.
Hewan
bernafas dengan mengambil O2 dari lingkungan dan hasil CO2
dilepaskan ke lingkungannya. Pada hewan berukuran besar terdapat alat respirasi
pernafasan yang sesuai dengan lingkungannya, sedangkan pada hewan kecil,
pengambilan O2 cukup dengan difusi.
Pengambilan
O2 pada banyak hewan rendah (invertebrata) mempunyai hubungan
langsung dengan tekanan partial O2. Kecepatan pengambilan O2
dari lingkungannya tergantung pada kecepatan penggunaan O2 pada
proses pernafasan sel. Biasanya difusi CO2 ke lingkungannya lebih
cepat dari pada difusi O2 dari lingkungan kedalam tubuhnya. Pada
vertebrata, konsentrasi CO2 akan merangsang kecepatan pernafasan.
II.
Tujuan
·
Mengamati proses respirasi pada serangga
dan kecambah kacang hijau.
III.
Kajian
teori
Respirasi atau oksidasi
glukosa secara lengkap merupakan proses pembentukan energy yang utama untuk
kebanyakan sel. Pada waktu glukosa dipecah dalam suatu rangkaian reaksi
enzimatis, beberapa energy dibebaskan dan diubah menjadi bentuk ikatan
phosphate bertenaga tinggi (ATP)dan sebagian lagi hilang sebagai panas. Proses
keseluruhan dari respirasi merupakan reaksi oksidasi reduksi, yaitu senyawa
dioksidasi menjadi CO2 sedangkan O2 yang diserap
direduksi membentuk H2O. pati, fruktan, sukrosa, atau gula lainnya,
lemak, asam organic, protein dapat bertindak sebagai substrat respirasi.
Respirasi umum glukosa, dapat ditulis sebagai berikut:
C6H12O6
+ 6O2 6CO2 + 6H2O + energy
(ATP + panas)
Respirasi merupakan
rangkaian dari 50 atau lebih reaksi komponen, masing-masing dikatalisis oleh
enzim yang berbeda. Respirasi merupakan oksidasi yang berlangsung di medium
air, dengan pH mendekati netral, dan pada suhu sedang. Respirasi merupakan
reaksi oksidasi senyawa organic yang menghasilkan energy yang digunakan untuk
aktivitas sel dalam bentuk ATP atau senyawa berenergi tinggi lainnya.
Lebih lanjut, sejalan
dengan berlanngsungnya pemecahan, kerangka karbon antara disediakan untuk
menghasilkan berbagai produk esensial lainnya.
Berdasarkan kebutuhan terhadap oksigen
respirasi dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1.
Respirasi aerob
Yang
menggunakan O2 sebagai terminal electron akseptor (respirasi yang memerlukan
oksigen,penguraian lengkap sampai dihasilkan CO2 + H2O à oksidasi
sempurna).
Raksinya : C6H12O6 à 6CO2 + 6H2O +
ATP
2.
Respirasi anaerob
Yang
tidak memerlukan oksigen tetapi asam organic sebagai electron akseptor
(respirasi yang tidak memerlukan oksigen, penguraian bahan organic tidak
lengkap à oksidasi tidak sempurna )
Raksinya : C6H12O6 à 2C2H5OH
+ 2CO2 + ATP
v Resprasi
pada insecta
Kelas hexapoda seringkali disebut
sebagai insecta atau serangga, yang memiliki kaki yang berjumlah emanam. Namun
tidak semua anggotanya selalu memiliki kaki enam. Golongan serangga primitif
memmiliki kaki setiap ruas tubuhnya. Selama daur hidupnya serangga mengalami
pergantian bentuk yang disebut metamorfosis, dengan jalan melakukan
pengelupasan kulit yang disebut ekdisis. Metamorfosis ada dua macam, yaitu
metamorfosis tak sampurna dan metamorfosis sempurna.
Serangga dapat ditemukan di
mana-mana, misalnya di air, darat, dan udara atau di tumpukan buku-buku. Ada
yang hidup bebas ada juga yang pasarit. Ada yang mengeluarkan cahaya di malam
hari, ada pula yang mengeluarkan suara yang nyaring. Ada yang memiliki nilai
ekonomi dan ada juga yang merugikan. Serangga merpakan hewan yang paling
sukses hidup didunia karena dapat beradaptasi dengan segala kondisi
lingkungan.Anggota Insekta sekitar 900.000 jenis yang berbagi menjadi 25 ordo.
Insekta dipelajari dalam ilmu khusus yaitu entomologi.
Gambar
1. Grassopper
I.Sistem
respirasi pada insecta
Gambar 2.
Insecta
Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang
dimiliki oleh serangga dan arthopoda lainya. Pembuluh trakea bermuara pada
lubang kecil yang ada di kerangka luar (eksosleketon) yang
disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembulu silindris yang berlapis
zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh. Spirakel
mempunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan menutupnya
spirakel terjadi secara teratur. Pada ummunya spirakel terbuka selama serangga
terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat.
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian
udara dari spirakel menuju pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya trakea
bercabang lagi bercabang lagi menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat
tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan
dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi
antara trakeolus dengan sel-sel tubuh. Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama
dengan kalpiler pada sistem pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Makanisme pernapasan pada serangga, misalanya
belalang, adalah sebagai berikut :
Jika otot perut belalang berkontraksi, maka trekea
mexrupih sehingga udara kaya CO2 keluar. Sebaliknya, kerja otot
perut belalang berelaksasi maka trakea kembali pada volume semula sehingga
tekanan udara menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan di luar sebagai
akibatnya udara di luar yang kaya O2 masuk ke trakea.
Sistem trakea berfungsi mengangkut O2 dan
mengedarkannya ke seluruh tubuh, dan sebaliknya mengangkut CO2 basil
respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh. Dengan demikian, darah pada serangga
hanya berfungsi mengangkut sari makanan dan bukan untuk mengangkut gas
pernapasan.
Di bagian ujung trakeolus terdapat cairan sehingga
udara mudah berdifusi ke jaringan. Pada serangga air seperti jentik nyamuk
udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke permukaan air untuk
mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara
sehingga dapat menyelam ke dalam air dalam waktu lama. Misalnya,
kepik Notonecta sp. Mempunyai gelembung udara di organ yang
menyerupai rambut pada permukaan vertikal. Selama menyelam, O2 dalam
gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel pernapasan.
Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang
trakea yang berfungsi menyerap udara dari air atau pengambilan udara melalui
cabang-cabang halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen
diedarkan melalui pembuluh trakea.
v
Respirasi pada tumbuhan (kecambah kacang hijau)
Respirasi banyak
memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut terlihat dalam proses
respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik, dari proses
pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang penting
sebagai ”Building Block”. Building Block merupakan senyawa-senyawa yang penting
sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam amino untuk
protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk pigmen profirin
(seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen flavonoid
seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Laju respirasi dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu :
·
Ketersediaan substrat.
Tersedianya
substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam melakukan respirasi.
Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah akan melakukan respirasi dengan
laju yang rendah pula. Demikian sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup
banyak maka laju respirasi akan meningkat.
·
Ketersediaan Oksigen.
Ketersediaan
oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya pengaruh tersebut
berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda antara organ pada
tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan oksigen di udara tidak banyak
mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah oksigen yang dibutuhkan tumbuhan
untuk berrespirasi jauh lebih rendah dari oksigen yang tersedia di udara.
·
Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-masing spesies.
·
Tipe dan umur tumbuhan.
Masing-masing
spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan demikian kebutuhan
tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada masing-masing spesies. Tumbuhan muda
menunjukkan laju respirasi yang lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua.
Demikian pula pada organ tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan.
·
Kadar CO2 dalam udara.
Kurangnya
O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi
biji-bijian, akar maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2
naik sampai 10 % dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan
terhenti.
·
Persediaan air.
Jika
kadar air sedikit maka respirasi kecil
Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat
Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan tepung/KH).
Jika biji (direndam air) maka respirasi menjadi lebih giat
Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat ++ gula (timbunan tepung/KH).
·
Cahaya.
Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah
panas, panas menambah kegiatan respirasi.
·
Luka
Jaringan yg luka/terbuka ++ respirasi aktivitas sel
parenkim untuk menutup luka.
·
Pengaruh
bahan kimia.
Zat penghambat respirasi diantaranya
sianida, fluoride, Iodo asetat, CO diberikan pada jaringan. Dalam Konsentrasi
rendah (eter, kloroform, aseton, formaldehida) menambah respirasi dalam waktu
singkat.
IV.
Alat
dan bahan
1.
Satu set respirometer
2.
Timbangan analitik
3.
Stop watch
4.
Serangga
5.
1 N KOH/NaOH 5 ml
6.
Kapas atau tissue
7.
Kain kasa
8.
Larutan warna
V.
Cara
kerja
1.
Timbang serangga dan tanaman kecambah
kacang hijau
2.
Ambil kapas, masukkan ke dalam tabung
respirometer dan beri 5 ml KOH/NaOH
3.
Masukkan kain kasa dalm tabung tersebut
dan letakkan diatas kapas
4.
Kemudian masukkan serangga ke dalam
tabung respirometer dengan posisi tabung ditidurkan dan biarkan sebentar
(sekitar 3 menit)
5.
Tutup respirometer dengan pipa berskala
6.
Teteskan larutan safranin pada pipa
berkala
7.
Tunggu setelah 5 menit safranin tidak
pada posisi nol
8.
Baca skalanya pada tiap menit.
9.
Lakukan percobaan yang sama pada
kecambah.
VI.
Hasil
pengamatan
a)
Hasil pengamatan pada serangga
No |
Massa serangga
|
Perubahan
safranin
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
0,7 gr
|
0,04 ml
|
0,09 ml
|
0,11 ml
|
0,14 ml
|
0,16 ml
|
2
|
0,8 gr
|
0,09 ml
|
0,14 ml
|
0,19 ml
|
0,22 ml
|
0,26 ml
|
3
|
0,9 gr
|
0,08 ml
|
0,11 ml
|
0,14 ml
|
0,18 ml
|
0,22 ml
|
b)
Hasil pengamatan pada kecambah
No
|
Massa kecambah
|
Perubahan
safranin
|
||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||
1
|
6,5 gr
|
0,04 ml
|
0,09 ml
|
0,21 ml
|
0,32 ml
|
0,44 ml
|
2
|
7,2 gr
|
0,13 ml
|
0,27 ml
|
0,40 ml
|
0,53 ml
|
0,60 ml
|
3
|
7,8 gr
|
0,07 ml
|
0,14 ml
|
0,20 ml
|
0,26 ml
|
0,34 ml
|
VII.
Pembahasan
Dari
data yang diambil melalui uji coba dengan respirometer sederhana. Mengukur
kecepatan respirasi tumbuhan dan hewan dengan larutan berwarna . Data diambil
dengan cara mengamati kedudukan larutan warna
pada skala respirometer tiap menit.Hal ini dipastikan karena larutan warna yang bergerak tersebut disebabkan oleh
aktivitas kecambah ataupun belalang dan KOH. Peran KOH adalah menyerap H2O
hasil respirasi, karena KOH bersifat hidrofil (hydrofilic) maka H2O
hasil dari respirasi akan diserap oleh KOH. Maka dari itu KOH dilapisi tissue
agar sifat kaustik dari KOH tidak terlalu berefek pada makhluk hidup yang ada
di dalam tabung ketika melakukan ekspirasi, CO2 dari sisa
metabolisme kecambah atau belalang akan diikat oleh KOH menjadi K2CO3
dan H2O. 2KOH + CO2 K2CO3 + H2O
Dimana CO2 memiliki volume terbesar karena merupakan gas. Sedangkan
K2CO3 sendiri berbentuk padat. Akibatnya, volume CO2
dalam tabung kaca berisi kecambah atau belalang akan terus berkurang karena CO2
diikat menjadi K2CO3. Volume udara yang berkurang akan
menyebabkan adanya tekanan negatif yang menyebabkan larutan larutan berwarna bergerak menuju tabung kaca yang berisi
belalang. Sehingga semakin banyak udara yang dibutuhkan maka semakin cepat laju
respirasinya, maka larutan berwarna juga
akan lebih cepat bergerak ke arah tabung.
1.
Laju respirasi pada belalang pada praktikum repirasi
kali ini menggunakan belalang yang dimasukkan ke dalam respirometer. Belalang
ini dimasukkan ke dalam tabung respirometer kemudian dimasukkan KOH yang
berfungsi untuk mengikat CO2, namun KOH harus dibungkus terlebih
dahulu dengan menggunakan kapas sebelum dimasukkan ke dalam tabung. Hal ini
dimaksudkan untuk memisahkan belalang dengan zat kimia. Kemudian pada ujung
pipa kapiler diberi cairan larutan berwarna
sebagai indikator sekaligus memisahkan udara yang ada di dalam tabung
dan udara yang ada di luar tabung.
a.
Belalang 0.7 gram adalah berat belalang yang diujikan
dalam praktikum kali ini . Dalam
hasil praktikum tercatat belalang memiliki kecepatan respirasi paling lambat
dibanding dengan belalang uji yang lain . Hal ini disebabkan oleh aktivitas
belalang besar yang lebih cenderung diam. Meskipun berat tubuh mempengaruhi
laju metabolisme dan yang kemudian juga mempercepat respirasi, itu tidak
berlaku jika tubuh dalam keadaan diam laju metabolisme dan respirasi dapat
terkontrol dengan teratur.
b.
Belalang 0.8 gram adalah berat belalang yang diujikan
dalam praktikum kali ini. Dalam hasil praktikum kali ini belalang
memiliki kecepatan respirasi paling cepat di banding dengan belalang
yang lainnya. Hal ini disebabkan belalang berukuran besar dan lebih
banyak melakukan aktivitas (bergerak) sehingga dapat meningkatkan suhu tubuh
yang juga akan membuat membutuhkan O2 yang lebih untuk pembentukan
energi, aktivitas juga.
c.
Belalang 0,9 gram adalah berat belalang yang diujikan dalam praktikum kali
ini. Dalam hasil praktikum kali ini belalang berukuran lebih besar dari
belalang pada percobaan B, namun kecepatan respirasi belalang C lebih kecil
dari kecepatan respirasi belalang pada percobaan B. hal ini disebabkan karena
kurangnya aktivitas (bergerak) sehingga suhu tubuh dari belalang C lebih kecil
dari dari suhu tubuh belalang B yang juga akan membutuhkan O2 yang
lebih kecil dari belalang B.
2.
Laju respirasi pada kecambah perlakuan untuk mengukur kecepatan pada kecambah sama
dengan perlakuan terhadap belalang. Menggunakan KOH untuk mengikat CO2 dan
larutan berwarna sebagai indikator
sekaligus pemisah udara dalam dan luar tabung.
a.
Kecambah 6,5
gram Jumlah individu pada
kecambah 6,5 gr terhitung cukup banyak tetapi tidak sebanyak kecambah 7,2 gr. Sehingga kebutuhan O2 pada
udara yang terhirup juga lebih sedikit dibandingkan dengan kecambah 7,2 gr. Yang menyebabkan larutan berwarna pada pipa respirometer akan berjalan lebih
lambat.
b.
Kecambah 7,2 gram kadar CO2 dalam tabung
dapat diikat oleh KOH, tetapi kecambah yang ada dalam tabung tidak dapat
mengkonsumsi O2 secara maksimal, karena kadar CO2 dalam
tabung lebih besar dari pada O2 sebab lebih banyak individu yang
mengeluarkan CO2 sehingga O2 yang dibutuhkan juga
meningkat. Maka udara yang ada pada pipa respirometer akan terhirup
lebih cepat pula. Dengan demikian indikator larutan berwarna akan menuju tabung lebih cepat dan menunjukan
skala yang lebih besar tiap menitnya .
c.
Kecambah 7,8
gram Jumlah individu pada kecambah 7,2 gr terhitung cukup banyak tetapi kebutuhan O2
pada udara yang terhirup juga lebih sedikit dibandingkan dengan kecambah
7,2 gr. Yang menyebabkan larutan
berwarna pada pipa respirometer akan
berjalan lebih lambat. Tetapi kecambah 7,2 gr lebih cepat daripada kecambah 7,8
gr . hal ini disebabkan karena mungkin dalam menutup respirometer kurang rapat,
sehingga ada O2 yang keluar dari dalam tabung respirometer.
VIII.
Kesimpulan
·
KOH /
NaOH berfungsi sebagai peningkat suhu agar respirasi terpicu menjadi cepat.
Selain itu KOH juga berfungsi sebagai pengikat CO2.
Kristal KOH/NaOH dapat mengikat CO2
karena bersifat hidroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2, sebagai berikut:
(i) KOH + CO2 → KHCO3
(ii) KHCO3 + KOH → K2CO3
+ H2O
·
Respirasi
dipengaruhi oleh massa tubuh, suhu dan jenis hewan/tumbuhan.
·
Pada proses respirasi menghasilkan karbondioksida (CO2),
uap air (H2O) dan sejumlah energi.
LAMPIRAN
Gambar
1. Percobaan respirasi pada kecambah dalam tabung respirometer
Gambar
2. Percobaan respirasi pada serangga dalam tabung respirometer
Mbak..Aku boleh tau fb kamu nggak? Soalnya aku pngen nglanjutin studi ke UNESA... coment balik ya mbak... :)
BalasHapusTerima kasih sebelumnya..
Mbak tolong coment balik dong...
BalasHapusmaaf baru buka ini blog,,
HapusFB saya: Rheea Puteri Nichlany
makasih ya mbak :)
HapusIya masama,, :)
Hapusjangan sungkan kalo mau nanya2 seputar UNESA, siapa tau saya bisa bantu :))
mbak soundtrack blocknya itu.. lagunya judulnya apa?
BalasHapusSpeak Now ~
Hapusdaftar pustakanya engga ada ?
BalasHapuswaw mhasiswa bkin laporan tanpa daftar pustaka
BalasHapus